Vitamin Syukur Di Tengah Pandemi Covid-19
Baik secara biologi maupun psikologi bersyukur dapat menurunkan kecemasan, burnout dan depresi
Pandemi tiba, berbagai kekecewaan pun melanda. Mulai dari tidak bisa nongkrong seperti biasa, hangout bersama keluarga, hingga paparan kabar buruk yang terus mengemuka. Keadaan ini benar-benar membuat diri kita tidak tenang dan terus kecewa. Hmm.. kalau gitu harus gimana?
Bila mengacu kepada berbagai riset dalam bidang psikologi, bersyukur dapat menjadi solusinya. Ya, Di tengah berbagai paparan negatif bersyukur dapat membantu kita melihat sisi positif.
Baik secara biologi maupun psikologi bersyukur dapat menurunkan kecemasan, burnout dan depresi; membuat tidur lebih nyenyak; mempermudah otak mengingat memori positif dan meningkatkan hubungan sosial bahkan prososial/tolong-menolong.
Nah untuk mengkonsumsi vitamin syukur, kita bisa melakukannya dengan menyisihkan waktu di setiap hari untuk menulis 5 hal yang kita syukuri (self reflection), seperti: saya bersyukur bisa di rumah aja bersama keluarga, saya bersyukur bisa lebih dekat dengan ibu saya, dan sebagainya. Menurut para ahli, aktivitas ini terbukti dapat meningkatkan kebahagiaan bahkan mereprogram otak untuk selalu melihat sesuatu secara positif.
Agama pun menganjurkan kita untuk selalu bersyukur. Maka yakinilah untuk selalu bersyukur. Mengingat ucapan Mahatma Gandhi “Keyakinan akan menjadi pikiran, pikiran akan menjadi perilaku, perilaku akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan akan menjadi nasib”. Jadii.. Yuk kita konsumsi vitamin syukur. Bon Appétito.
Penulis Kontributor:
Faiz Akbar Abdurrahim
Editor:
Muhammad Faisal
Sumber:
Kurzgesagt. (2019). Source of Dissatisfaction. German: Kurzgesagt. Retrieved from https://sites.google.com/view/sources-dissatisfaction/