Menelisik Tekanan Mental Para Tenaga Kesehatan Selama Masa Pandemi Covid-19

Wabah COVID-19 menjadi sebuah peristiwa luar biasa dan menjadi perhatian global. Tingkat penyebaran yang cepat dan simptom yang hampir mirip dengan flu biasa membuat virus ini sulit dideteksi dan berbahaya (Center for Disease Control and Prevention, 2020). Hal ini menyebabkan pasien positif COVID-19 selalu bertambah setiap harinya. Di Indonesia angka kematian akibat COVID-19 mecapai 9,3%, sedangkan COVID-19 telah diprediksi memiliki angka kematian sebesar 1% dari populasi (Baker & Souisa, 2020).
Dampak dari wabah COVID-19 ini adalah terjadinya karantina dan pengisolasian yang ketat, serta dilakukannya pemberhentian operasional perusahaan, instansi, dan bahkan sekolah maupun universitas (Cao et al., 2020). Dalam menghadapi peristiwa wabah berskala besar dan sangat menular ini, para tenaga medis berada dibawah tekanan fisik dan psikologis (Wu et al., 2009).
Selama menghadapi virus atau wabah yang datang secara tiba-tiba, para staff medis mengalami tekanan psikologis yang muncul secara bertahap: muncul nya perasaan takut dan cemas, depresi, hingga gejala stress pasca trauma (post-traumatic) yang berlangsung cukup lama dan mengarah pada dampak yang lebih mendalam (Chong et al., 2004).
Selain itu para staff medis menunjukkan perilaku lekas marah, keengganan untuk beristirahat, menolak menerima bantuan psikologis, dan merasa tidak memiliki masalah (Chen et al., 2020). Munculnya banyak faktor psikologis pada tenaga medis yang disebabkan oleh munculnya wabah secara tiba-tiba memungkinkan mereka mengalami gangguan kesehatan mental (Kang et al., 2020).
Para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 yang merupakan penyakit yang sangat menular dan berbahaya merupakan keadaan yang sangat melelahkan serta bisa menyebabkan berbagai masalah psikologis seperti gangguan kecemasan, trauma, hingga stres pasca trauma (Shultz, Baingana, & Neria, 2014).
Melakukan pekerjaan yang memicu stres secara terus menerus hingga terakumulasi dapat menyebabkan perasaan depresi, ketidakpuasan, dan depersonalisasi, proses ini dinamakan dengan burnout (Horn & Johnston, 2020). Burnout menjadi sebuah masalah global bagi tenaga medis yang memiliki implikasi pada kesehatan para pekerja medis dan pasien (Jones, 2020).
Burnout memiliki dampak fisik dan psikologis secara langsung pada tenaga medis diantaranya kelelahan, kecemasan, gangguan tidur, sakit kepala dan berkurangnya konsentrasi (Ho, Tang, & Tam, 2020; Pradas-Hernández et al., 2018). Burnout pada tenaga medis diasiosikan sebagai sebuah peningkatan resiko kesalahan pada melakukan tindakan medis (Tawfik et al., 2018).
Merujuk pada penelitian meta analisis terdahulu dari 47 penelitian yang melibatkan 42.000 dokter, menujukkan bahwa burnout menurunkan resiko keselamatan pada pasien yang merugikan dan menyebabkan kualitas perawatan yang buruk, serta menurunkan kepuasan pasien (Panagioti et al., 2018).
Dalam beberapa literatur burnout dapat dihindari dengan melakukan hal-hal sederhana setiap hari seperti melakukan meditasi, yoga, ataupun mendengarkan musik (Jackson, Firtko, & Edenborough, 2007; Khalsa, Shorter, Cope, Wyshak, & Sklar, 2009).
Para tenaga medis juga dapat melakukan teknik mindfulness yang merupakan teknik untuk menyadari proses-proses dan perhatian yang terjadi saat ini secara realistis (Bishop et al., 2006). Melatih mindfulness pada tenaga medis telah terbukti dapat menekan stres dan meningkatkan kesehatan mental (Kemper, Mo, & Khayat, 2015). Hal ini cukup sederhana dilakukan hanya meluangkan waktu sekitar 10-15 menit setiap harinya, demi tenaga medis yang lebih sehat mental dalam memerangi wabah COVID-19 di garda terdepan.
Editor:
Muhammad Faisal
Referensi :
Bishop, S. R., Lau, M., Shapiro, S., Carlson, L., Anderson, N. D., Carmody, J., … Devins, G. (2006). Mindfulness: A Proposed Operational Definition. Clinical Psychology: Science and Practice. https://doi.org/10.1093/clipsy.bph077
Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J., & Zheng, J. (2020). The psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in China. Psychiatry Research, 112934. https://doi.org/10.1016/J.PSYCHRES.2020.112934
Center for Disease Control and Prevention. (2020). What You Need to Know about coronavirus disease 2019 (COVID-19). Choice Reviews Online, 2019, 314937. https://doi.org/10.5860/choice.48-1502
Chen, Q., Liang, M., Li, Y., Guo, J., Fei, D., Wang, L., … Zhang, Z. (2020). Mental health care for medical staff in China during the COVID-19 outbreak. The Lancet Psychiatry, 7(4), e15–e16. https://doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30078-X
Chong, M. Y., Wang, W. C., Hsieh, W. C., Lee, C. Y., Chiu, N. M., Yeh, W. C., … Chen, C. L. (2004). Psychological impact of severe acute respiratory syndrome on health workers in a tertiary hospital. British Journal of Psychiatry. https://doi.org/10.1192/bjp.185.2.127
Ho, R., Tang, A., & Tam, W. (2020). Global prevalence of burnout symptoms among nurses : A systematic review and meta-analysis, 123(August 2019), 9–20. https://doi.org/10.1016/j.jpsychires.2019.12.015
Horn, D. J., & Johnston, C. B. (2020). Burnout and Self Care for Palliative Care Practitioners. Medical Clinics of NA. https://doi.org/10.1016/j.mcna.2019.12.007
Jackson, D., Firtko, A., & Edenborough, M. (2007). Personal resilience as a strategy for surviving and thriving in the face of workplace adversity: A literature review. Journal of Advanced Nursing. https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2007.04412.x
Jones, B. (2020). International Journal of Nursing Sciences Fifteen minutes may decrease nursing burnout : A discussion paper. International Journal of Nursing Sciences, 7(1), 121–123. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2019.11.004