Jangan kasih kendor! pertahankan kondisi prima selama pandemi Covid-19
Olahraga merupakan kunci dari mata rantai kesehatan tubuh

Kembalikeakar.com – Pada era global yang serba cepat, olahraga telah berubah menjadi bagian dari gaya hidup. Komunitas-komunitas olahraga marak bermunculan, mulai dari komunitas lari, komunitas bersepeda, hingga komunitas street workout,.
Bergabung dalam komunitas menjadi nilai tambah tersendiri untuk masing-masing penggiat olahraga.
Selain sehat, para anggota juga memenuhi kebutuhan bersosialisasi dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh komunitasnya
Semenjak home isolation, kegiatan olahraga tidak bisa lagi dilakukan bersama-sama oleh komunitas. Akan tetapi hal ini bukan menjadi alasan untuk tidak menjaga diri tetap bugar atau prima. Bahkan kita semua dianjurkan untuk menjaga daya tahun tubuh meski berada di rumah.
Olahraga sendiri di rumah bukan menjadi suatu hal yang mustahil. Vidia salah satu netizen yang rutin berolahraga di rumah berbagi keseruannya pada ‘Sekolah Kembali ke Akar’
“Olahraga sendiri di rumah itu tetap seru. Karena bisa lebih konsentrasi, fokus, dan bisa nge-explore banyak gerakan. Apalagi sekarang belum ditemukan vaksin dari covid-19, jadi suka gak suka kita harus tetap olahraga agar tetap sehat dan prima.”
Vidia juga membagikan gerakan-gerakan olahraga yang bisa dilakukan di rumah beserta jumlah set atau repetisinya per masing-masing gerakan, melalui akun instagramnya @vidijnr yang ia berikan caption do it now or safe later – stay healthy and stay safe.
Makan makanan yang sehat atau berjemur selama beberapa menit di bawah sinar matahari saja ternyata masih kurang optimal untuk menjaga tubuh prima. Olahraga merupakan kunci dari mata rantai kesehatan tubuh.
Jika kita membuka kembali akar sejarah Indonesia, leluhur kita memiliki DNA tubuh yang prima. Bahkan, Indonesia dikenal sebagai salah satu bangsa penjelajah.
Makanya ada istilah ‘Nenek moyangku seorang pelaut’. Jika kita pergi ke daerah pedesaan masih banyak kita temukan nenek-nenek atau kakek-kakek yang menggendong sendiri hasil panennya atau kayu bakar yang mereka temukan.
Sementara anak-anak kecilnya pun juga tidak kalah kuat, beberapa harus berjalan puluhan kilo untuk bisa pergi ke sekolah,.
Anak-anak di suku Baduy, sejak usia 10 tahun sudah memikul buah duren sendiri dan berjalan dengan memikulnya melalui berbagai bukit terjal.
Bangsa Indonesia memiliki DNA yang kuat, untuk itu mari kita pertahankan. Jangan kasih kendor!
Penulis kontributor
Irfandi (@irfandi)
Editor
Muhammad Faisal