counter free hit invisible
Lingkungan Hidup dan Budaya

Belajar Bergerilya dalam Berkebun

Kembalikeakar.com – Pada tahun 2010, Michael Obama mengemukakan kampanye ‘Let’s Move’ ke hadapan publik. Kampanye tersebut bertujuan memberantas ‘food deserts’ di Amerika. Pada mini dokumenter yang dirilis The Guardian, ‘food desert’ merupakan kondisi sebuah wilayah di mana mayoritas penduduknya tidak memiliki akses terhadap supermarket. Rata-rata penduduknya pun tidak memiliki akses transportasi maupun mobilisasi yang memadai untuk menuju supermarket di wilayah lain.

Warga setidaknya membutuhkan waktu empat puluh lima menit sampai satu jam untuk menuju sebuah grocery store. Dalam penelusuran The Guardian, apa yang didapati di grocery store, oleh salah satu penduduk Memphis di Tennessee ialah makanan-makanan dalam bentuk kaleng, mie instan, daging dalam kemasan, sayuran dalam kaleng, dan makanan cepat saji. Memphis adalah salah satu kota yang didominasi oleh toko minuman keras, gerai fast food, bangunan-bangunan dan lahan-lahan kosong, sebuah gambaran khas wilayah ‘food desert’.

Nyatanya kasus ini tak hanya terjadi di Memphis. Gambaran itu juga yang diceritakan oleh seorang Guerilla Gardener, Ron Finley di TED Talks tahun 2013. Pada pidatonya, Ron Finley bercerita bahwa ia harus pergi ke wilayah lain untuk mendapatkan makanan sehat. Ia tinggal di South Central, kemudian berganti menjadi South Central Los Angeles, yang merupakan wilayah dari 26,5 juta lebih penduduk Amerika yang hidup dalam kondisi ‘food desert’.

Kesadaran dan Upaya Perlawanan

Ron Finley lelah dengan apa yang dilihat dan dialaminya setiap hari. Akses makanan segar serta sehat sulit dijangkau, kondisi tersebut berkontribusi buruk terhadap obesitas juga penyakit lain di lingkungannya. Ia berpendapat bahwa, “Makanan bisa menjadi sumber masalah namun juga menjadi solusi.”

Ron menyebut dirinya sebagai ‘gangsta gardener’, tindakan yang dilakukannya adalah sebuah upaya perlawanan. Upaya perlawanan terhadap ketergantungan pada sistem pertanian besar dan pada makanan-makanan cepat saji yang ada di lingkungannya. “I’m manufacturing my own reality”, tegasnya.

Berangkat dari sini, ia lalu memulai gerakan menanam ‘hutan makanan’ di depan rumahnya. Gerakan ini diyakininya akan bisa memberi makan diri sendiri. Ron Finley memulainya dengan menanam di antara trotoar dan jalan yang disebut ‘parkway’. Tanah yang sejatinya dimiliki oleh kota setempat. Di sana ia menanam berbagai sayuran dan buah-buahan yang bisa dimakan seperti stroberi, pohon pisang, kangkung, kale, dan pohon ara.

Meski awalnya ide mendirikan kebun makanan di ‘parkway’ ditentang oleh pemerintah kota karena dianggap melanggar, namun ia berjuang mempertahankan dan mengubah aturannya hingga enam tahun kemudian gerakan Ron Finley Project dikenal lebih luas dan menginspirasi banyak lapisan masyarakat kota. Bahkan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini, pidatonya di TED Talk ditonton lebih dari 3,6 juta penonton, dan kelas online menanamnya yang dirilis MasterClass banyak dicari di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ayudia Bing Slamet adalah salah satu yang mengikuti kelas onlinenya.

Sumber foto : ted.com

Untuk Kemanusiaan

Ron Finley ialah seorang gangsta, “If you ain’t a gardener, you ain’t gangsta,” katanya. Gerakan yang dilakukannya murni untuk kemasyarakatan dan untuk kemanusiaan. “This is for humanity.” Bahwa hasil kerjanya menunjukkan kepada orang-orang bahwa, “Ada bagian dalam hidup yang bisa kamu rancang sendiri dan tidak menerima begitu saja kehidupan yang seolah-olah mendiktemu.”

Nyatanya Ron Finley berhasil keluar dari sistem pangan yang tersedia di kotanya atau yang ia sebut sebagai ‘food prison’. Ia tak perlu lagi berkeliling selama empat puluh lima menit untuk menemukan buah apel yang tak tercampuri pestisida. Karena ia kini hanya perlu pergi ke kebunnya.

Di South Los Angeles, ia banyak me-reclaim kembali ruang-ruang publik dan privat untuk kebaikan yang lebih besar. Ron Finley mendorong lebih banyak lahan kosong yang tak terpakai untuk diubah menjadi kebun sayur, sehingga masyarakat dapat belajar swasembada dengan menanam pangan sendiri. Seperti dilansir The Guardian, selama 10 tahun lebih, ia banyak membantu mewujudkan puluhan kebun masyarakat di ruang-ruang yang ditinggalkan tersebut di sekitar Los Angeles.

Reconnect dengan Kesehatan

Pendekatan berkebun gerilyanya pun telah menginspirasi banyak orang untuk ‘reconnect’ dengan kesehatan. “I want them to take back their health.”, dalam pidatonya.

Menurutnya, gerakan menanam ini bisa dilakukan di mana saja dengan kemauan dan kerja keras. “We did it in LA and we can do it all over the world”, seperti dilansir The Guardian.

Apa yang terjadi bila ini dilakukan juga di Indonesia?

Kondisi pandemi menjadi kesempatan dan langkah awal bagi warga muda kota untuk menumbuhkan pangan secara mandiri. Sebagai mana pesan utama Ron Finley bahwa setiap orang harus mulai memiliki pengetahuan menanam dan pengetahuan terhadap apa yang kita konsumsi.

Menanam dan mendirikan kebun pangan bisa menjadi ‘investasi’ paling terbaik hari ini dan di masa depan. Kita akan membutuhkan makanan sehat dan segar lebih banyak di hari-hari ke depan. Sayur-sayuran dan buah-buahan organik yang matang di pohon juga langsung bisa kita petik dari kebun sendiri. Untuk apalagi kalau bukan untuk meningkatkan imun tubuh kita. Karena pandemi ini realitanya tidak kita hadapi dalam rentang waktu yang singkat. Apabila ini bukan disebut investasi, tidak mungkin Ron Finley mengatakan, “Growing food is like printing your own money.”

Bila selama ini kita banyak menyaksikan tanah subur yang dibiarkan tandus di negeri kaya ini. Kita harus berjuang mengakhirinya. Kita bisa memulainya di rumah. Mulai merestorasi dan menghidupkan kembali tanah, memperindah halaman, dan menjadikan rumah kita ‘hutan makanan’ seperti yang dilakukan oleh Ron Finley di South LA.

Di tengah pandemi dan di sela-sela WFH, sudah banyak warga muda kota yang mulai mengurus tanaman dan mendirikan kebun pangan untuk mengurangi kejenuhan selama di rumah dan keluar dari kepenatan paparan media sosial. Dengan menanam, mata dan pikiran kita teralihkan ke kebun. Kita secara mandiri jadi memiliki tanggung jawab mengolah dan merawat, kita juga belajar langsung di kebun bahwa tidak ada yang instan. Dan bila setiap warga muda mulai memutuskan untuk menanam dan mendirikan kebun pangannya sendiri, maka akan lebih banyak juga yang kembali terkoneksi dengan kesehatan seperti yang dilakukan Ron Finley di South LA.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button