Tertawa di masa-masa sulit bersama ‘Lembaga Bantuan Humor’
Pada minggu kedua setelah pengumuman darurat kesehatan di Indonesia, saya selaku Kepsek Sekolah Kembali ke Akar berusaha menghubungi Insan ‘Darto’ dari Lembaga Bantuan Humor. Saya berdiskusi dengan Insan akan pentingnya posisi humor di tengah kehidupan yang penuh dengan beban krisis selama masa pandemi Covid. Insan menyetujui bahwa humor sangat dibutuhkan sebagai media ekspresi pelepas kejenuhan maupun stres ketika seseorang mengkarantina diri di rumah.
Menurut seorang filsuf kontemporer Alain de Botton, humor merupakan sebuah ruang yang mengisi kekosongan antara realita dan ekspektasi. Selama masa karantina, saya pun secara sadar maupun tidak sadar mengalami tekanan stres. Stres yang ternyata merupakan hasil dari jarak yang saya buat sendiri antara ekspektasi dengan realitas.
Saya lupa bahwa bekerja dan hidup di tengah kondisi krisis memiliki nuansa psikologis yang berbeda. Sedangkan saya masih menerapkan berbagai ekspektasi dan target sebagaimana biasa saya tentukan di masa-masa kehidupan normal. Saat ekspektasi tak kunjung bisa dicapai, dan realitas harian terasa kian monoton dan menjenuhkan disitulah saya mengalami kebuntuan.
Kebuntuan tidak akan terjadi apabila, saya mampu mengambil jarak untuk memaknai ulang kegagalan saya sendiri. Mengambil perspektif orang ketiga merupakan salah satu siasat yang perlu kita aplikasikan untuk memaknai ulang sebuah ketidakberhasilan. Humor merupakan upaya yang bisa kita tempuh untuk menemukan kembali makna dan perspektif orang ketiga tersebut.
Kita bisa belajar dari mentalitas anak-anak yang polos, mereka yang ketika berusaha menggapai sesuatu lantas terjatuh dan menangis, namun dalam hitungan menit bangkit kembali dan berupaya melakukan hal yang sama. Terkadang, ketika jatuh mereka sanggup tertawa apabila kita pantik untuk tertawa. Seakan-akan kegagalan tidak pernah menjadi bayang-bayang yang menghantui perjalanan sebuah ikhtiar anak-anak.
Pada kesempatan ini, mari kita belajar untuk kembali memiliki mentalitas polos namun penuh kegigihan layaknya anak-anak. Kita belajar untuk menertawakan diri sendiri dalam rangka menemukan makna. Kita lepaskan kejenuhan dan beban lewat ekspresi tawa. Karean humor adalah bagian penting dari kehidupan.