Integritas, Bibit Kecil Yang Harus Dijaga
Integritas adalah hal yang penting, untuk itu perlu dikembangkan
Kembalikeakar.com – Ada sebuah dongeng dari Cina, seorang kaisar yang tidak memiliki anak mengumpulkan 1000 anak dari seluruh penjuri negeri untuk dipilih menjadi penerusnya. Anak-anak ini diberikan sebuah biji yang harus mereka tanam, dan akan kembali ke kerajaan untuk dilihat perkembangannya oleh kaisar.
Salah satu di antara anak tersebut bernama Ling. Ling menaruh biji tersebut di pot dan kemudian menanamnya. Setiap hari ia menyirami biji tersebut, namun tidak ada tanda-tanda biji tersebut akan tumbuh. Hari berganti hari, lantas anak lainnya telah bercerita bahwa biji yang mereka dapat sudah tumbuh.
Ling menjadi malu karena bijinya tidak kunjung tumbuh, dan anak lain mengejeknya karena hanya biji miliknya yang tidak tumbuh. Meskipun begitu, Ling tetap menyirami bijinya dengan harapan suatu saat biji tersebut akan tumbuh. Sampai di suatu ketika, tibalah saatnya kaisar memanggil mereka lagi. Ling malu dan takut, karena bijinya tidak tumbuh juga.
Namun, ibunya menjelaskan bahwa itu tidak apa-apa, mau tidak mau ia harus menjelaskan semuanya ke kaisar. Kaisar menilai tanaman milik peserta lain, dan kemudian menilai milik Ling. Ia bertanya “apa yang terjadi?”, Ling dengan takut menjawab, “Saya sudah menyirami biji ini setiap hari yang mulia, namun tidak tumbuh juga”.
Kaisar kemudian kembali ke singgasananya, dan mengumumkan pada yang lain bahwa, “semua biji milik peserta lain sudah tumbuh menjadi tanaman yang cantik. Padahal biji yang ku berikan adalah biji yang sudah direbus dan tidak dapat tumbuh menjadi tanaman.
Kalian semua berlomba-lomba untuk menjadi kaisar dengan membawa tanaman yang besar. Namun, ada satu anak yang tidak begitu, yaitu Ling, ia tetap menyiram tanamannya setiap hari dan mengatakan padaku bahwa bijinya tidak dapat tumbuh. Itulah yang dinamakan integritas.”
Melalui dongeng tersebut, kita mengenal istilah integritas. Integritas dapat diartikan sebagai serangkaian norma dan nilai yang diinternalisasi seseorang dan menjadi pedoman bagaimana ia menjalani hidup. Integritas didorong oleh dua hal, yaitu moral compass dan inner drive. Moral compass didefinisikan sebagai memiliki dan hidup dengan nilai dan prinsip dasar.
Atau dengan kata lain bagaimana seseorang hidup dengan empati dan menghormati orang lain. Inner drive adalah kebutuhan, aspirasi, keinginan dan tujuan dalam diri seseorang. Jika seseorang memiliki inner drive dan nilai serta prinsip hidup yang positif, maka ia akan cenderung menumbuhkan kepribadian integritas.
Integritas dapat berkembang ketika kita hidup dengan asli tanpa kepalsuan. Maksud tanpa kepalsuan di sini berarti hidup sesuai dengan diri kita apa adanya. Mungkin di awal memang akan lebih mudah untuk berperilaku sesuai dengan konsensus, namun dalam jangka panjang itu akan menjadi sesuatu yang amat melelahkan, mungkin kita akan kehilangan sense of self dan tidak berani untuk menjadi berbeda.
Hidup dengan keaslian berarti dapat mengekspresikan komitmen, minat, nilai personal pada orang lain. Hal ini menunjukkan kita memiliki integritas dan berintegritas pada diri kita sendiri.
Jika seseorang memiliki kepribadian integritas, maka ia akan dapat menunjukkan hal tersebut melalui pemikiran dan emosinya. Melalui pemikirannya, ia akan dapat membedakan mana hal yang salah dan benar serta alasan mengapa hal tersebut salah dan benar.
Selain itu, ia akan dapat mengenali dirinya (kemampuan, keinginan, ekspektasi) dan dapat merefleksikan diri mengenai perilakunya secara jujur (salah/benar, dampaknya pada orang lain). Dalam hal emosional, seseorang yang memiliki kepribadian integritas akan memiliki hati nurani (conscience) yang memberikan evaluasi pada diri sendiri apakah perilaku kita sudah sesuai dengan moral compass yang kita miliki atau belum. Jika tidak sesuai, maka akan muncul perasaan bersalah, malu, dan perasaan negatif lainnya.
Selain itu, hati nurani akan menjadi motivator untuk individu melakukan sesuatu yang sesuai dengan moral compass-nya. Komponen lain dalam hal emosional adalah self regard, di mana kita merasa nyaman dengan kelebihan dan kelemahan kita.
Perilaku Orang dengan Integritas
Orang yang memiliki kepribadian integritas akan menunjukkan perilaku sebagai berikut:
- Asertif
- Jujur
- Kerja keras
- Adil
- Bertanggung jawab
- Disiplin
- Konsisten
- Berkomitmen
Cara Mengembangkan Integritas
“The wind might cause a kite to rise, but what keeps it up there is the fact that somebody on the ground has a steady hand. You have to hold steady to your values – your integrity. It’s your anchor. You let go of that. . . well, it isn’t long before your kite comes crashing down.” Mark Victor Hansen and Robert G. Allen
Melalui kutipan dan pembahasan mengenai integritas di atas, kita memahami bahwa integritas adalah hal yang penting, untuk itu perlu dikembangkan. Mengembangkan integritas tentu sulit jika dilakukan oleh orang dewasa, karena orang dewasa sudah memiliki kepribadian yang cenderung telah menetap dan sulit dirubah. Sehingga lebih efektif jika dilakukan ke anak-anak. Cara untuk mengembangkan integritas adalah:
- Peran Orangtua,
Orangtua berperan sebagai role model dan conscience untuk anak. Orangtua yang memberi contoh anak untuk jujur, akan mengembangkan anak yang jujur. Karena anak melihat apa yang dilakukan orangtuanya dan menirunya (modeling). Sebagai conscience, orangtua harus mengajari anak benar dan salah serta alasannya, sehingga anak dapat mengembangkan penilaian pada perilaku dirinya maupun orang lain dan belajat melalui hal tersebut.
- Melalui Ilmu Agama,
Agama mengajarkan banyak nilai kebaikan dalam hidup. Salah satunya mengenai kejujuran dan melakukan kebaikan. Anak dapat diajari ilmu agama sedari kecil mengenai kejujuran, contohnya dengan memberitahunya bahwa ketika suatu saat ia berbohong, orangtua/guru mungkin tidak akan mengetahuinya, namun Tuhan pasti mengetahuinya.
- Pelajaran di Sekolah,
Sekolah dan guru juga berperan penting dalam mengembangkan integritas pada anak. Guru sebagai pengganti orang tua, dan role model kedua anak, dapat mengajarkan anak bagaimana untuk bersikap jujur, berani mengakui kesalahan. Bagaimana peraturan dan iklim belajar di sekolah juga mempengaruhi perkembangan integritas anak.
- Disiplin,
Disiplin berarti taat dan patuh pada nilai yang dipercaya. Dengan mengajarkan anak untuk disiplin, juga membantu anak mengembangkan integritasnya. Sebagai contoh, apabila anak membuang sampah ke rumah orang lain, beritahulah ia bahwa hal itu salah (misal: dengan perumpamaan jika rumahnya yang dilempari sampah), dan ajaklah ia untuk ke rumah orang tersebut untuk meminta maaf dan memungut sampahnya kembali.